Minggu, 11 Desember 2011

pelapon;asbes,triplek,gypsum;

Perbedaan pelapon;asbes,triplek,gypsum;


pelapon asbes

Plafon asbes sedapat mungkin dihindarkan, karena berisiko tinggi terhadap penyakit paru-paru yang berbahaya. Partikel asbestos yang sangat halus bila terhirup akan mengendap di paru-paru dan memicu asbesklorosis.
Sebenarnya plafon asbes tahan terhadap akibat kebocoran rumah
.
Plafon Triplek

Plafon Triplek (1,2×2,4m), merupakan material plafon paling populer untuk menengah bawah. Variasi ketebalannya membuatnya semakin menarik menjadi pilihan para pemborong/kontraktor. Karena semakin memudahkan kontraktor menipu pemilik bangunan. Era 80-an, triplek yang lazim digunakan sebagai plafon memiliki ketebalan 5mm. Saat ini sudah beredar triplek dengan ketebalan 2,5mm. Ketebalan 2,5mm tidak layak dijadikan material plafon, karena sangat rapuh dan tidak awet. Kucing melompat diplafon dapat menjebol plafon triplek yang tipis tersebut.
Plafon triplek bila sudah terkena kebocoran, langsung ternoda dan sulit untuk di cat tembok (emulsi) agar kembali indah seperti semula. Bila sudah ternoda biasanya diakali dengan cat minyak, baru ditimpa cat tembok.
Ketebalan yang layak untuk plafon sebenarnya 4mm, kalau bisa 5mm, tetapi karena harga kayu sudah tidak rasional, konsumen dipaksa membeli ketebalan 3mm bahkan 2,5mm.

Plafon Gypsum

Plafon gypsum semakin populer menggantikan plafon triplek, karena bila pengerjaannya rapih bisa menghasilkan plafon yang licin mulus tanpa terlihat sambungan. Salah satu faktor utama yang mendongkrak kepopulerannya adalah sangat banyaknya variasi aksesori dan hiasan, mulai dari lisplang, hiasan tengah, hiasan sudut dll.

Tetapi gypsum memiliki kelemahan tidak tahan terhadap air, sehingga bila direncanakan mengaplikasikan gypsum, konstruksi atap rumah harus benar-benar tidak boleh bocor. Kebocoran akan menghasilkan noda pada plafon gypsum yang licin mulus.

Sisi positif lain adalah perbaikan plafon gypsum mudah dilakukan.

0 komentar:

Posting Komentar